ANALISAILMU ARUDH DAN QAWAFI DALAM SYAIR AL-IâTIROF KARYA ABU NAWAS Moch. Sulthoni Faizin1, Ayu' Atisah2 1,2UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Email: 1,2sulthonifaizin@ 25-11-2019, Accepted: 26-06-2020) this research is descriptive qualitative. Qualitative because it examines the poetry of al ۔۟ÙÙ
Abu Nawas atau dikenal sebagai Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami 756-814, atau AbĆ«-NuwÄs Bahasa Arab Ű§ŰšÙ ÙÙۧ۳, adalah seorang pujangga Arab. Dia dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia, dengan darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya.[1][2] Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik ia digambarkan sosok yang bijaksana sekaligus kocak. Abu Nawas juga muncul beberapa kali dalam kisah Seribu Satu Malam dalam salah satu cerita ia pernah berpura pura gila karena tidak ingin menjadi kadi setelah mendengar wasiat ayahnya dengan cara menaiki batang pisang seperti kuda kudaan ia juga sering ditantang oleh raja Harun Ar-Rasyid maupun oleh teman temanya dengan hal yang aneh, berisiko dan bahkan tidak mungkin terjadi seperti memindahkan istana raja ke bukit, memantati raja dan lain lain.[3]Abu Nawas ialah sebuah karakter dalam kumpulan cerita pendek jenaka yang banyak orang Indonesia cari. Rata-rata tema cerita Abu Nawas ini ialah tentang kehidupan sehari-hari. Ada cerita Abu Nawas yang bertemu seorang pemilik gajah yang katanya mengerti ucapan manusia. Abu Nawas mendapati jika pemilik gajah itu telah menyiksa hewan yang dia miliki. loading...Cinta itu buta. Bila kita tidak berusaha mengobati kebutaannya, maka ia akan mati. Ilustrasi/Ist Abu Nawas adalah pujangga Arab dan merupakan salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Penyair ulung sekaligus tokoh sufi ini mempunyai nama lengkap Abu Ali Al Hasan bin Hani Al Hakami dan hidup pada zaman Khalifah Harun Al-Rasyid di Baghdad 806-814 M. Cerita berikut dinukil dari Kisah Seribu Satu Malam. Baca Juga Secara tak terduga Pangeran yang menjadi putra mahkota jatuh sakit. Sudah banyak tabib yang didatangkan untuk memeriksa dan mengobati tapi tak seorang pun mampu menyembuhkannya. Akhirnya Raja mengadakan sayembara. Sayembara boleh diikuti oleh rakyat dari semua lapisan. Tidak terkecuali oleh para penduduk negeri tetangga. Sayembara yang menyediakan hadiah menggiurkan itu dalam waktu beberapa hari berhasil menyerap ratusan peserta. Namun tak satu pun dari mereka berhasil mengobati penyakit sang pangeran. Akhirnya sebagai sahabat dekat Abu Nawas, menawarkan jasa baik untuk menolong sang putra mahkota. Baginda Harun Al Rasyid menerima usul itu dengan penuh harap. Abu Nawas sadar bahwa dirinya bukan tabib. Dari itu ia tidak membawa peralatan apa-apa. Para tabib yang ada di istana tercengang melihat Abu Nawas yang datang tanpa peralatan yang mungkin diperlukan. Mereka berpikir mungkinkah orang macam Abu Nawas ini bisa mengobati penyakit sang pangeran? Sedangkan para tabib terkenal dengan peralatan yang lengkap saja tidak sanggup. Bahkan penyakitnya tidak terlacak. Abu Nawas merasa bahwa seluruh perhatian tertuju padanya. Namun Abu Nawas tidak begitu memperdulikannya. Abu Nawas dipersilahkan memasuki kamar pangeran yang sedang terbaring, la menghampiri sang pangeran dan duduk di sisinya. Setelah Abu Nawas dan sang pangeran saling pandang beberapa saat, Abu Nawas berkata, "Saya membutuhkan seorang tua yang di masa mudanya sering mengembara ke pelosok negeri." Orang tua yang diinginkan Abu Nawas didatangkan. "Sebutkan satu persatu nama-nama desa di daerah selatan." perintah Abu Nawas kepada orang tua itu. Ketika orang tua itu menyebutkan nama-nama desa bagian selatan. Abu Nawas menempelkan telinganya ke dada sang pangeran. Kemudian Abu Nawas memerintahkan agar menyebutkan bagian utara, barat dan timur. Setelah semua bagian negeri disebutkan, Abu Nawas mohon agar diizinkan mengunjungi sebuah desa di sebelah utara. Raja merasa heran. "Engkau kuundang ke sini bukan untuk bertamasya." "Hamba tidak bermaksud berlibur Yang Mulia," kata Abu Nawas. "Tetapi aku belum paham," kata Raja. "Maafkan hamba, Paduka Yang Mulia. Kurang bijaksana rasanya bila hamba jelaskan sekarang," kata Abu Nawas. Abu Nawas pergi selama dua hari. Sekembali dari desa itu Abu Nawas menemui sang pangeran dan membisikkan sesuatu kemudian menempelkan telinganya ke dada sang pangeran. Lalu Abu Nawas menghadap Raja. "Apakah Yang Mulia masih menginginkan sang pangeran tetap hidup?" tanya Abu Nawas. "Apa maksudmu?" Raja balas bertanya. "Sang pangeran sedang jatuh cinta pada seorang gadis desa di sebelah utara negeri ini," kata Abu Nawas menjelaskan. "Bagaimana kau tahu?" "Ketika nama-nama desa di seluruh negeri disebutkan tiba-tiba degup jantungnya bertambah keras ketika mendengarkan nama sebuah desa di bagian utara negeri ini. Dan sang pangeran tidak berani mengutarakannya kepada Baginda." "Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Raja. "Mengawinkan pangeran dengan gadis desa itu. "
Dari Abu Hurairah radhiyallahu âanhu, Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda, âMaukah kalian aku tunjukkan kepada suatu amal yang dapat menghapus kesalahan (dosa) dan meninggikan
Se ao conversar com um manauara vocĂȘ se imaginou tentando decifrar suas gĂrias e expressĂ”es regionais, nĂŁo se preocupe. VocĂȘ nĂŁo Ă© o Ășnico. Isso porque, assim como em Natal ou em Salvador, a particularidade linguĂstica daqui Ă© Ășnica e pode confundir atĂ© mesmo quem nasceu ou foi criado por essas bandas. Mas nĂŁo se aperreie mais. Listamos aqui 20 expressĂ”es manauaras que vocĂȘ precisa conhecer e aprender para poder ter uma conversa tranquila. EntĂŁo, sem dança de rato e sapateado de catita, te mete mano que essa lista Ă© pai dâĂ©gua Clique aqui e nĂŁo perca nenhum evento em Manaus 1. A Perigo Essa expressĂŁo pode ter dois significados 1 â sem dinheiro ou 2 â Muito tempo sem manter relaçÔes sexuais. 2. Agorinha Diferente de SĂŁo Paulo, agorinha nĂŁo corresponde ao futuro. Aqui a expressĂŁo estĂĄ no passado e quer dizer âhĂĄ pouquĂssimo tempoâ. 3. Baiacu AtĂ© tem relação com o peixe que infla ao se sentir em perigo a gĂria Ă© para dizer que uma pessoa estĂĄ um pouquinho acima do seu peso, gordinha. 4. Caixa-prego Lugar distante. 5. Dança de rato e sapateado de catita Sabe quando alguĂ©m estĂĄ te enrolando? O cara do departamento vizinho estĂĄ protelando aquele relatĂłrio que era pra ser entregue semana passada? Essa pessoa estĂĄ de dança de rato e sapateado de catita. 6. Ă, caroço! Usada quando alguĂ©m se safa por pouco de uma situação complicada. 7. Ketchback TĂĄ de rolo com o boy da faculdade, com aquela gatinha da rua de cima? EntĂŁo, vocĂȘ estĂĄ em um Ketchback. 8. Lavar a Ă©gua ou lavar a burrinha Deixe o balde dâĂĄgua e o sabĂŁo de lado. Essa expressĂŁo representa levar vantagem, ter um momento de felicidade, ter sorte alguma coisa, ganhar algum prĂȘmio. 9. Menino barrigudo Nem obesidade infantil, nem verminose. Essa gĂria se refere a alguĂ©m que sĂł faz besteira. 10. No olho ExpressĂŁo utilizada para indicar que alguĂ©m recebeu uma resposta certeira. 11. Sua alma sua palma seu coração sua pindoba Essa expressĂŁo Ă© longa, a gente sabe, mas Ă© mais ou menos como a âema, ema. Cada um com seus problemasâ. 12. TĂĄ, cheiroso! NĂŁo mesmo! De forma alguma! 13. Leso ou Leseira Um leso Ă© alguĂ©m que sofre de leseira. Leseira Ă© um âabestalhamentoâ momentĂąneo que Ă© intrĂnseco do leso. Se a leseira for uma caracterĂstica contĂnua, algo que acontece com muita frequĂȘncia, esse leso sofre de leseira barĂ©. 14. PitiĂș Cheiro. Geralmente associado ao odor de peixe. 15. TelesĂ© Ă a mesma coisa que âtu Ă© leso Ă©?â 16. Borimbora Vamos embora. 17. Nem com nojo Ă uma negativa veemente de que algo realmente nĂŁo irĂĄ acontecer. 18. Maceta Grande, imenso, de proporçÔes anormais. 19. Mano Tratamento carinhoso entre conhecidos ou nĂŁo. 20. Pai dâĂ©gua Algo ou alguĂ©m muito bom, muito legal. Como usar melhor a Agenda Cultural do Catraca Livre confira e escolha os eventos que vocĂȘ mais gosta para curtir a cidade todos os dias!